Selalu saja aku duduk di sudut ruang ini pada deretan spekear yang keras
Menghentak dada dan memacu aliran darah mengikuti kecepatan suara musik
Petikan dawai gitar menyampaikan bulir-bulir resapan ke jantung hati
Menyemburkan kekecaman jiwa merapuh dan menganga oleh lelikuan luka perih
Saat aku terjaga dari alunan musik yang merasuki jiwa
Tak bisa lagi mencintai mu sebagaimana mestinya
Karena kini kau hanya sebuah kenangan…ya kenangan
Kenangan yang terbawa semilir angin terbang tinggi
Sudah hampir 3 minggu ini aku berjualan jam dan kacamata, mencoba sesuatu yang baru. Jam dan kacamata yang kudapatkan dari toko isteri ku jualan dan sekitar tokonya.
Awalnya aku ragu untuk melakukannya karena biasanya aku hanya menwarkan lewat chatting di FB atau menawarkannnya melalui sms/telepon saja ke orang yang kukenal. Sekarang aku menawarkannya dengan cara datang ke tempat orang-orang yang tak kukenal dan baru. Dengan tas jinjing dari bahan jeans berwarna biru aku membawa semua barang yang akan kujual diantaranya dari jam dinding, jam meja, kacamata, tumbler dan lain sebagainya.
Begitulah kurang lebih selama 3 minggu ini tiap pagi aku pergi keluar dari kontrakan ku menawarkan barang daganganku, selain ada yang beli melalui sms ke hape ku biasanya sih yang kenal.
Begitulah aku sekarang, aku mulai meninggalkan aktivitas ku seperti biasanya. Aku sudah mulai jarang lagi siaran dan klo pun siaran gak fokus lagi, bahkan aku sempat memberitahukan teman-teman yang lain bila aku telah selesai siarannya.
Pada mulanya aku menawarkan ke keluarga dulu, yang kebetulan mereka akan pergi liburan sekeluarga ke pantai. Syukur mereka membeli beberapa kacamata yang ada, lalu berlanjut ke teman ku yang lain.
Sudah lama isteri meminta aku untuk memasukkan foto dan video anak kami yang kini telah tiada ke internet, biar bisa dilihat kapan saja saat lagi online atau lagi buka blog dan facebook.
Namun aku tak pernah hiraukan permintaannya, karena bagi ku yang sudah terjadi biarlah berlalu tapi dalam hati aku sulit untuk tidak memenuhi permintaan hatinya. Karena semua sudah kehendakNya bukan kehendak kita sebagai manusia biasa.
Kini kurang lebih 2 bulan lebih Lila (alm) hampir 3 bulan anak kami harus lebih dulu menghadap Allah SWT, kurasa lebih baik ku penuhi saja keinginan isteri ku.
Disini aku mengingatmu, sebuah kisah yang selalu mengganggu ku
Bagaikan sebuah dentuman keras menyapa debar jantung berdetak
Kemana pun aku pergi bayang-bayang mu selalu hadir, dengan gelak tawa dan tangis mu
Semua hanya sesak di dada dan perjalanan panjang, kucari di setiap hembusan udara
Ku rasa mendengar suara mu di telinga ku kala kau menangis dan tertawa
Tahu kah diri ini yang sesungguhnya selalu kubawa perasaan rindu
Rindu yang ingin kusampaikan pada buah hati yang tertawa di ujung sana
Aku merasa tak kuasa hadapi semua yang telah kusiapkan hanya untukmu
Yang tak berarti untuk mu dan lainnya, namun bagi ku penuh arti dan makna
Karena hanya itu yang bisa kulakukan saat itu dan ini, semoga esok lebih
Maaf bila kau tak bisa nikmati warna warni dunia ini
Dan maaf juga bila memang benar kau harus merasakan apa yang kurasakan dulu
Namun aku telah berjanji pada saat ku mengetahuinya aku kan jaga mu
Bila engkau harus mengalaminya jua, karena aku jua mengalaminya
Maaf kan aku buah hati
