Semakin berpacunya detak jantung ini
Seiring putaran waktu yang bergulir
Yang seolah tak hentinya mendesakku untuk terus berdetak
Mengisyaratkan kehidupan yang ada
Semakin berpacunya detak jantung ini
Seiring putaran waktu yang bergulir
Yang seolah tak hentinya mendesakku untuk terus berdetak
Mengisyaratkan kehidupan yang ada
Dihiasi temaram lampu sudut kota ini
Ku berujar dalam hati kecil,,.,.,.
Egokah diri ini,..,.,Ego kah kami ini.,,..,
Penat sehari ini sangat terasa menjemukan,.,.,.
Dapatkah aku dan mereka yang duduk bersama kembali ke kehidupan nyata,.,..,
Nikmati indahnya lelikuan hidup yang sejati
Bukan semata likuan hidup yang tak nyata dan tanpa batas,.,..,!?!?
Bukan pula kebahagiaan dan kesenangan yang semu terasa,.,..,
Ku merasa asing di dunia ini
Ku tak mengerti dunia yang berbatas
Aku harus bisa hadapinya,.,.,.karena tak mungkin ku kan selamanya di dunia itu
Namun sanggup kah aku hadapinya karena sungguh aku sangat rapuh
Seperti kayu yang selalu terkena hujan dan panas yang akhirnya kan hilang tersapu angin
Adakah seseorang disana yang dapat menuntunku.,.,,.paling tidak mengingatkan ku.,..
Sangat sulit bagi seorang diri meninggalkannya dan memulai kehidupan baru.,,.
Adakah ia.,.,.,
Ruang hati terpenuhi oleh segarnya udara pagi ini
Namun hingga kapan udara segar ini kan terus menyapa
Bila kita semua tanpa sadar mengusirnya dari bumi
Semoga ia tidak murka dan lari selamanya
Terlena aku dalam dekapan hangatnya
Terkadang buramkan penglihatan mata batin
Satu sisi rindui dirinya beri terang cahaya kehidupan
Sisi yang lain memeluk tubuh erat mengikat silaukan jiwa
Terasa serakah mengalun indah membelai wajahku
Menghalau saujana terbuai kelabu jingga
Mencerca sanubari terpatri nelangsa menghempas
Ingin ku, asa ku, imajinasi ku, harapan ku tercipta dekadensi
Terduduk lemas sembari mengumpulkan bara tersirat di hati
Tercipta diatas sisa-sisa kemunafikan bejana hidup
Ketika hangatnya tungku mulai merasuki seluruh tubuh
Tercipta sara terendap di kalbu..,.
Kau ajari aku mencinta arti sebuah cinta setelah lama lupa ku berbagi jiwa yang telah lama terbiar menghampa. Kala kicauan burung di pagi hari berkicau keluarkan suara merdu memanggil separuh hatinya yang berdiri di balik tabir mimpi dedaunan hijau, bertanya dalam hati kapan kah ia kan muncul dari balik daun itu menampakkan sebentuk cinta putih.
Hidup tak dapat ingkari atas sentuhan Mu
Arti ini dapat Kau sulut dan padamkan
Setitik cahaya yang datang ubah terang benderang
Setitik pekat halau mata dan hati nurani
Basuh peluh di seluruh badan merebah lelah
Menorehkan sayat pedang terhunus halus
Kau selalu di samping ku di tiap hembusan ini
Menapik dan menghujat saat Kau menyapa ku
Pantaskah diri berbahagia atas itu
Yang selalu ingkar atas yang Kau berikan