Kamis, 27 Oktober 2011

Lagi dan lagi, editan video yang menumpuk

Frame demi frame harus ku harus ku gabung, susun ulang, mengurangi dan menambahkan yang perlu dan tidak perlu sehingga bisa menjadi sebuah video yang enak dan nikmat ditonton. Tatapan mata tanpa henti memperhatikan setiap adegan yang ada.

Video yang harus ku edit adalah video yang diambil dari Handphone dan Handycam lawas yang biasa kugunakan. Sekitar 7 video yang harus ku edit dalam seminggu ini harus selesai, yang artinya dalam 1 hari ku harus bisa menyelesaikan 1 buah editan video. Video itu dalam berbagai bentuk format  jadi sebelumnya kuharus menyamakan seluruh video yang sebanyak 7 itu dalam satu format yang sama.

Handycam yang saya miliki adalah  panasonic NV-GS60, handycam itu lah yang selama ini menemani ku umtuk mengambil momen-momen yang penting untuk diabadikan dan dishare di blog ini melalui Youtube. Handycam ini masih menggunakan kaset mini dv sehingga untuk proses transfer memerlukan waktu untuk data yang berada di kaset dalam bentuk analog ke dalam bentuk digital (di harddisk, DVD dan lain sebagainya)
Handycam Pan NV-GS60
Ilmu yang saya miliki dalam hal melakukan utak atik program/data di komputer atau teknologi yang mendukung kerjaan, lebih banyak di dapat dari belajar sendiri (otodidak). Oleh karena itu saya sering memerlukan waktu yang lama untuk melakukan semua itu, tapi syukurnya saya dulu sempat mengenyam pendidikan IT di sebuah kota yang akan saya bagi ceritanya pada lain kesempatan dengan gaya bahasa saya sendiri.

Senin, 24 Oktober 2011

Butiran Cinta

Terkadang rasanya sulit tuk temukan butiran cinta pada hamparan pasir

Pasang surut gelombang menerpa di bibir pantai menghanyutkan segalanya

Kecemburuan dan keraguan jadi kerikil tajam melukai jejak asmara

Meninggalkan tetes darah terkucur dari luka yang berwujud

Lelembaian nyiur semakin indah dikala sapaan semilir angin membawa kabar dari seberang sana

Layaknya sebuah kerinduan dan percumbuan hiasi puri kisah kasih bersama dengan kereta kencana berbalutkan intan permata

 pelangi pantai

Isak tangis dan derai tawa adalah teman akrab kita dalam isi putaran waktu di kebersamaan

Rasanya layak sebuah pelangi tergores kala langit di sore hari

Yang ronanya terpancar di tiap mata kita yang saling menatap

Begitu indah dan menyenangkan saat kita berpegang erat tangan

Sehingga ku tak bisa menulis kata-kata indah di diary online ini

Irham, sang sekretaris BELETER

 

DSCN4040

Salah satu anggota komunitas Beleter dengan jabatan sebagai sekretaris.

 

Ia tercatat sebagai salah satu mahasiswa di STMIK Pontianak jurusan  Information Technology, bila ingin berkenalan lebih lanjut add FB Irham atau kunjungi ARTI IRHAMNA

 

Pertemuan pertama kali saya dengan Irham saat buka puasa yang sekaligus pertemuan blogger Pontianak di salah satu tempat makan milik salah satu blogger yang ada saat itu, lalu berlanjut ke pertemuan dan kegiatan lainnya. 

 

Ia juga sering membantu saya dalam hal nge-blog dan segala hal yang berkaitan dengan dunia blog. Ilmu dan pengalamannya dalam nge-blog  sangat bagus dibandingkan dengan saya ini yang masih nol alias tidak paham soal utak atik blog cuma tau nulis saja.

 

Jika dilihat-lihat dan diperhatikan selama pertemanan ini,dia cukup pandai dalam ilmu yang ia dapatkan dikampus, terutama dalam hal teori maklum saja ia mahasiswa STIMIK hanya saja kurang dalam hal praktek walau tidak semua contohnya saja kalau bicara blog dia tau teori dan praktek. Hal itu biasa terjadi, hal itu juga yang pernah saya alami dulu saat masih kuliah di STIMIK salah satu kota(---->gak selesai,mengundurkan diri tanpa hormat ^_^)

 

Dengan umurnya yang masih muda, saya kira dan berharap Irham mengalami kemajuan lebih pesat dari sekarang ini, ya gak jauh lah beda umurnya dengan saya…beda-beda tipis :) (memudakan diri)

Jumat, 21 Oktober 2011

Maaf kan suami dan ayah mu ini

tangisan Mengenang masa lalu begitu indah dan perih namun berkesan menjadi sebuah kisah tersendiri, selalu saja aku disaat-saat tertentu sedih melihat kondisi saat sekarang ini. Keberanian ku akan mengambil keputusan dimasa lalu berakibat kurang mengenakkan dan nyaman untuk isteri dan anakku sekarang.

Bermula dari tamatnya aku menyelesaikan kuliah, aku tidak berkerja dengan orang lain atau tepatnya tidak terlalu berusaha melamar kerjaan. Aku bekerja berdasarkan sedikit ilmu dan pengalaman ku di bidang komputer, pertama kalinya aku menawarkan pengistalan komputer secara pribadi atau door to door.Yang pastinya kumulai penginstalan komputer itu sejak aku masih kuliah di jurusan ekonomi, sebatas teman-teman kuliah dan dari teman kuliah itulah aku berkenalan dengan seseorang yang memiliki toko komputer. Lewat orang tersebutlah aku mulai mendalami seluk beluk komputer dan saling membantu, bila ada konsumen yang meminta service-an kami saling berbagi konsumen sesuai keahlian dan pengalaman masing-masing.

Hingga akhirnya kedua orang tua dengan kasih sayangnya memberikan modal untuk membangun warnet sendiri dan semakin bertambahlah penghasilan ku sehari-hari. Hingga aku bisa membeli sendiri keinginan dan kebutuhan yang ingin ku mau, kadang ku bagi dengan pacar ku waktu itu sekarang mantan pacar (hehehehe..). Berusaha untuk menyenangi seorang wanita yang kita kasihi, terlebih dia selalu bertanya keseriusan ku padanya. Aku memang serius padanya namun untuk ke jenjang lebih jauh menurut ku masih panjang hal ini disebabkan oleh karena ia masih kuliah. Ku tak ingin menggangu kuliahnya dan pikirannya oleh sebuah ikatan pernikahan, hingga kujalani waktu-waktu ku dengan bekerja saja dan syukur akhirnya usaha ku mengalami kemajuan setelah membuka warnet aku pun membuka usaha bersama 2 teman yaitu design grafis.

Dwi Wahyudi ketua BELETER Pontianak-Kalbar

Dwi Wahyudi

Bingung mau nulis  tentang sahabat di Komunitas Beleter satu-satu namun tidak adil bagi mereka yang telah menulis tentang diri penulis blog ini “Anak Kodok”, “Kodok Dua”, “Kodok” pokoknya kodok lah lebih sering dan banyaknya penulis dipanggil sama teman-teman online jarang menggunakan nama asli pemberian orang tua.

Dimulai dari sang ketua Beleter saat ini dan yang pertama kali mengajak saya ikutan adalah Dwi Wahyudi kalo mau lebih tahu lihat disini BloggerBorneo seorang sahabat lama yang baru bertemu lagi setelah tidak berjumpa kurang lebihnya sekitar 16 tahun lamanya sejak 1994 kalo tidak salah, sejak kami lulus dan tamat dari SD Mujahidin Pontianak.

Kini kami dipertemukan lagi, pertama kalinya saat reuni sekolah SD Mujahidin Pontianak saat itu ia telah memiliki isteri dan anak sedangkan aku baru saja hendak melangsungkan pernikahan sekitar 3 bulan kemudian sejak reuni berlangsung. Lalu berlanjut pertemanan kami melalui komunitas Beleter.

Semoga semua ingin dan harapan yang ia ingin capai dan gapai dapat terwujud dengan segala kelebihan dan kekurangan serta kemauan yang kuat, semoga sukses selalu Dwi Wahyudi.

Selanjutnya suatu saat akan saya ceritakan beberapa anggota komunitas Beleter lainnya…tunggu ya.

Rabu, 19 Oktober 2011

Kreatif atau iseng

acara stimik
Foto itu saya ambil saat pelaksanaan “Menangkap Peluang Bisnis di Era Dunia Digital” berlokasi Gedung Stimik Pontianak lantai 3.
Ada yang unik yaitu kotak makan siang yang disusun bertumpuk, para peserta yang sebagian besar mahasiswa/mahasiwi STIMIK Pontianak itu namun juga ada dari umum dan komunitas yang hadir.
Maksud menumpukkan kotak makan siang yang telah kosong itu apakah sebuah keisengan belaka untuk mengusir suntuk selama sesi di seminar atau sebuah bentuk kreatifitas dari ilmu yang mereka dapatkan.
Baca Selengkapnya

Senin, 17 Oktober 2011

Anggota Komunitas Beleter jalan ke Alun-alun Kapuas

FB Group Komunitas BELETER

Dalam sekejap jadi topik utama anak Beleter

Sebelumnya saya minta maaf pada 2 orang wanita cantik ini, gambar nya saya pampang di blog saya yang sederhana dan biasa ini. Kenapa saya ingin mengangkat topik postingannya tentang 2 wanita tersebut…?
sebelumnya nih lah foto ke 2 wanita cantik tersebut
topik wanita *maaf ya foto yang ini yang saya pilih*
Foto ini diambil pada sore hari sekitar pukul 5 sore di alun-alun kapuas Pontianak, saat itu saya sedang jalan-jalan bersama anak Beleter Pontianak. Diantaranya Muhammad Irhamna , Olive , Natalius, Jaka, Eel dan Tri. Dimana kami sebelumnya sudah merencanakan jauh hari untuk mengadakan jalan-jalan, kesepakatan pun terjadi yaitu bertempat di alun-alun kapuas.

Sesampainya di lokasi dan foto-foto dan ambil video sekedar dokumentasi kami dan keperluan masing-masing orang-orang yang ikut.
Baca Selengkapnya

Jumat, 14 Oktober 2011

Anak refresh latihan bersama 2

 

gaya ya asyik  Jari jemari Goro menari-nari diatas tuts lepas ye bg kabel gitar y ayo joget terussssss bg mady duduk diatas sound sytems apa yg diambil dari balik jendela tuh...? pendengar setia malam itu arie bernyanyilagi liat apa...? ayo petik dawai gitar mu

Anak refresh latihan bersama

Kalo mukul ye pelan2 jak ntar ancur drum tuh

cowok paling ganteng di Studio Bambu

yang ini lupa saya nama ya, baru kenalan

Apa yang di liat bg Bush tuh..?

sibuk sendiri2

Apa yang di shoot tuh..? koq sambil tertawa

walo uda malam banget tetap semangat

bg Arie keyboard y koq di diemin

nyanyi penuh dengan penjiwaan
asyik permainan bass ye

dua wanita cantik

Kamis, 13 Oktober 2011

Benda asing dan menjemukan

Saat ini ku mengalami kejenuhan, jenuh akan menulis di dunia maya (blog). Bahkan untuk sekedar bermain game di PC yang selalu ku lakukan tanpa henti setiap hari layaknya sebelum ini, PC yang selama ini menjadi teman hari-hari ku kini menjadi sebuah benda asing dan menjemukan.

"Hai sobat mendekatlah padaku...bermain bersama ku membuat sesuatu yang berarti seperti dahulu" seolah-olah PC berkata pada diri ini dan berusaha merayu ku untuk lebih dekat dengannya.
"Maaf kan aku sobat...apa yang telah terjadi pada diri ini. Aku merasa tiada gairah dan semangat untuk bermain dengan mu, jari jemari melompat lompat  diatara tombol-tombol yang ada, tangan ku kaku dan tak lincah lagi untuk mengerakkan mouse itu" aku berusaha berkata itu walaupun ku tahu itu semua tiada arti.

Baca Selengkapnya

Sabtu, 08 Oktober 2011

Lepas dari mu

Ternyata ku sadari kau telah melukai ku dengan cinta punya ku dan rasa belas kasihan mu, tiada cinta murni yang kau persembahkan bagi ku. Seharusnya dulu ku biarkan kau menangis tersedu sendiri tanpa kuberikan bahu ini tuk sandaran luka hati mu.

“Dara kau hangatkan hati ini dengan hangatnya bara api cinta

Hingga menghangatkan jiwa namun kau padamkan pula

Dengan siraman air kepedihan mendua, meretakkan dinding hati

Dan hembuskan angin menerbangkan pucuk cinta yang telah ku semai”

Begitu naif, bodoh dan harapan berlebih untuk aku memiliki mu, setelah kau permainkan hati ku dengan segala yang ada. Ku akui aku seorang lelaki yang tak bermateri yang bisa penuhi segala mau mu akan gemerlap hidup yang ada.

Namun ku hanya miliki cinta dan kasih sayang yang bisa membuatmu merasa bahagia dengan ku, mungkin rasa kita telah berbeda setelah sekian lama bersama. Mungkin aku belum menemukan cinta sejati ku karena selalu saja cinta yang kuhampiri bersemukan tahta bertaburan emas.

Hidup ini terlalu sayang untuk  ditangisi dan diratapi oleh kesedihan karena dalam hidup begitu banyak pilihan, dan saat inilah aku memilih untuk lepas dari mu melepaskan segala kebekuan hati.

Akhir sebuah kata Refresh

Selasa, 04 Oktober 2011

Belajar dari mereka

Aku tetap bersyukur atas apa yang ku miliki sekarang dan nantinya

Karena masih banyak yang sekurang beruntung aku

Bila ku memandang keatas kehidupan maka tiada habisnya

Begitu banyak warna indah disana yang ingin kugapai

Namun saat ini dimana saat kumelihat sekelilingku

 hujan

 

Masih banyak yang meminta belas kasihan dan penuh ironi

Cukup lah rinai air langit yang jatuh jadi pelepas dahaga bagi jeritan hati

Mungkin jeritan mereka tak terdengar lagi karena begitu lelahnya mereka untuk menjerit

Mereka tak hentinya bersyukur atas apa yang mereka alami

Walau deraaan yang menerpa mereka datang bertubi-tubi tiada henti

 

Tiada kata menyerah pada hidup dan kenyataan yang harus dihadapi

Betapa tegar dan kokohnya mereka menjalaninya sehingga tangisan hati tak dipedulikan

Entah apa yang mereka miliki hingga dapat bertahan hidup seperti itu

Kan ku cari tahu dan belajar dari mereka hadapi hidup