Rabu, 30 November 2011

Gambar saat meeting Colleger Radio (CR)

Penyiar Colleger Radio saat meeting untuk siaran, CR adalah sebuah radio berbasis internet yang bertujuan menyebarluaskan informasi pendidikan, beasiswa, info seputar kampus-kampus indonesia, Budaya Indonesia, Musik Indonesia.

Irham (kacamata),DJ(kerudung kacamata),Mahdi(kaos putih) Zaka(cuma kelihatan pungung aja)   Zaka,Irham,DJ,Andra,Qie,Mahdi

Silahkan buka http://www.e-campusradio.com/ untuk mengunjunginya atau bisa juga meng-klik tulisan Colleger Radio diatas yang berwarna kuning. Maka anda akan melihat sebuah tab baru di browser kesukaan anda dan langsung terbuka halaman Colleger Radionya serta jika anda punya akun FB, anda bisa juga gabung disini sedangkan twitternya disini.

Mahdi,DJ,Irham,Jaka DJ,Mahdi,Qie,Andra 

DJ,Qie,Andra

 

Tempat untuk kumpulnya saja seadanya dulu karena masih tahap uji coba, semoga CR tambah maju dan tetap semangat serta setia pada pendengar online nya dan juga pendengarnya semakin bertambah pula. Amin

Selasa, 29 November 2011

Colleger Radio meeting

Irham,kodok dua, Mahdy, Zakarias, Andra, Qie, Djunita

Mencoba siaran Colleger Radio

Bersama Irham dan Jaka dari siang hingga sore menjelang mencoba siaran Colleger Radio, yang merupakan sebuah radio online yang berbasis internet yang mengedepankan informasi pendidikan dan edukasi.

logo baru

Aku yang baru saja mencoba seringkali salah melakukan tugas siaran, dimana kadang lupa membuka server saat aku mulai siaran. Ada juga kelupaan menekan tombol play di software sehingga tidak bisa didengar oleh orang lain selain diri sendiri dan yang paling mendebarkan adalah saat aku berbicara menggunakan mic, perasaan takut, debar namun senang bercampur.

Pertama kali kumencoba berbicara ternyata suara ini tidak masuk ke dalam siaran rado itu, syukur juga lah gak masuk maklum pertama kali perasaan grogi. Di siang itu ku menjemput irham di SMA Mujahidin Pontianak walaupun disana ia juga siaran menggunakan fasilitas milik Mujahidin, yang kebetulan ia mengajar komputer bagi siswa SMA Mujahidin.

Kujemput irham menggunakan sepeda motor milik Jaka yang kebetulan ada diluar sedangkan motor yang biasa kugunakan ada dalam garasi, dimana aku malas mengeluarkannya. Sebelumnya aku sms Irham menanyakan apakah tugasnya di Mujahidin sudah selesai dan dikatakan sudah selesai, namun saat itu juga Dwi datang. Maka agak terlambat ku menjemput irham sekitar kurang lebih 5 menit.

Minggu, 27 November 2011

Tersenyum dalam perih

Jika harus ditinggalkan...biarlah ku berjalan sendiri

Walau pun harus kembali menuju kebosanan dan kesendirian diantara berjuta sinar cahaya

Mungkin ini lah jalan yang terbaik bagi ku, biarlah aku tersenyum dalam perih

Asal semua bisa tersenyum, karena sesungguhnya aku sangat sedih bila tiada keceriaan dan keindahan terpancar dari mereka

Mereka semua teriris bertahan untuk diriku ini

Namun aku saja yang terlalu egois akan semua yang terjadi sehingga kini merana meraja

Ingin ku ulangi hidup sekali lagi dengan jalan yang sama namun semua berjalan indah hingga tiada hati yang terluka

jalan

Sudah lah biar kan aku kembali duduk di sudut itu memberikan ruang pada mereka

Di sudut yang aku sangat membencinya namun kali ini aku harus dan harus kupastikan bisa seperti apa yang mereka mau

Aku tidak bisa mengartikan semua yang ada dan semua yang berlalu

Hanya bagai sebuah patung yang berdiri tegak diantara ribuan langkah yang berjalan

Ku jalani saja apa semua keinginan yang ada meski aku tak dapat

Mengartikan dan memahami apa yang kulakukan nantinya 

patung

Kamis, 24 November 2011

Biduk bertaburkan serpihan

Sudah lah bila harus terjadi kisah ini, maka biarkan itu semua terjadi. Dan bila semua harus ku tanggung derita di dunia ini ku kan tetap berusaha berjalan sebagaimana mestinya, tetap berpikir yang terjadi adalah yang terbaik bagi ku.

biduk-tuaBukannya berarti aku tak berusaha sebaik mungkin, mungkin ini suatu tanda kebesaranNya. Ku terima dengan diam atas semua itu dan berbicara yang ada saat ini dan merencanakan yang akan datang, walau pun segala cobaan seringkali membuatku tak menyadarkan hati dan pikiran. Membuatku terperosok lebih jauh akan dekadensi dan akal sehat ku melayang ke angkasa, kubiarkan ia terbang tanpa arah yang pasti dan jelas.

Hingga ia singgah ke kubangan yang kotor bercampur debu, setelah ia tak sanggup lagi berdiri tegak. Memusnahkan kepercayaan  yang ada, langit hitam terbentuk meneteskan derai air mata di pipi dan kalbu mu. Usai sudah kepercayaan yang ada kepada ku seiring rintik jatuh meninggalkan lekukan di tanah mengering.

Sepertinya kata ini tak lagi bermakna dan tanpa arti, hanya suara air yang mengalir pada sungai itu membawa pesan biru.

OmbakKembali menghanyutkan satu sisi ke lembah kenistaan, namun di satu sisi kucoba tambatkan di lembah keagunganNya. Sauh yang telah ku lepaskan ke dasar laut tak mampu hentikan semua itu, ada sesuatu yang lebih besar kekuatannya di suatu tempat disana. Terhempas riak gelombang yang bergulung-gulung, menggulung aku yang duduk diatas biduk.

Biduk bertaburkan serpihan kayu menggores kulit ini, mengucurkan darah segar. Suara yang tak berarti kini tinggal untaian kata ku menggema di mesin itu. Hujan pun tak henti-hentinya turun menggigilkan seluruh tubuh, menghunjam di palung hati.

Selasa, 22 November 2011

Menyayangi mu hingga kapan pun jua

Masih adakah suka dan duka yang tersirat dan terpancar

Tiada guna derai air mata dan tawa, semua terasa hambar

Detik waktu yang berjalan seakan cepat berlalu bersama mu

Kini waktu terasa lamban tuk menampakkan keberadaannya

 

Semakin ku tenggelam dalam kebisuan hanya hati yang berbicara

Tunggu kami orang tua mu di kehidupan kekal, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya

Janji-Nya yang tak kan pernah luntur dan lekang menempatkan kau di surga

Janji ku pada mu, nak…kami kan selalu menyayangimu hingga kapan pun jua

 

Maaf kan kami sebagai orang tua terutama aku sebagai ayah yang menulis kata-kata ini

Belum sempat lebih jauh menyayangimu dan ayah minta maaf setulusnya jika ayah salah sebagai orang tua mu

Entah kata-kata apa yang harus ku tulis

…………

………………

……………………

……………………

……………………

…………………………

………………………………

…………………………………

………………………………………

Selasa, 15 November 2011

Pameran

Hari sabtu tanggal 5 november 2011, dimana hari itu pelaksanaan pameran Ponti Comtech 2011 dalam rangka HUT Pontianak ke- 240 di PCC (Pontianak Convention Center).

Tri DoangAku bersama arti irhamna sengaja mengunjunginya walau pun satu hari sebelumnya aku telah kesana di waktu sore hari, bertemu dengan Tri yang lagi jaga stand lalu memberi ku voucher tinta Veneta System. Pada saat aku datang dengan irhamna ternyata voucher nya telah habis, karena sepertinya irham sangat membutuhkan maka voucher yang kudapatkan kuberikan sama irham.

 

 Android Tas-tas Laptop Pameran

Saat aku melihat-lihat pameran bersama irham tersebut pikiranku langsung menuju mencari sebuah stand yang menjual tas Laptop yang sesuai dengan keinginanku terutama yang ada rain cover nya. Memang ternyata disalah satu stand ada yang menjual namun tidak sesuai keinginan dan harganya cukup mahal juga lalu aku pergi ke stand lainnya, sama saja tidak ada yang cocok. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya aku hanya mencari rain cover nya saja tanpa tasnya, ternyata rain cover tanpa tas adanya di toko tidak ada saat pameran. Ya sudah kuputuskan berjalan-jalan saja melihat pameran yang dipenuhi oleh laptop, notebook dan netbook.

 

Es jeruk& Teh hangat Irham

Setelah asyik melihat-lihat tanpa membeli apapun hanya sekedar melihat saja, ternyata haus melanda ku. Ku ajak irham minum sekalian makan mie tiew dan  satu gelas es jeruk serta 1 gelas teh hangat, lalu kami pun pulang ke rumah masing-masing.

anak kodokMie Tiew

 

JCI Futsal bareng

Sabtu, 12 November 2011

Kau menghilang sejak keluar dari pintu itu dan kembali

Dengan gaya nyerocos mu dan seakan mulut mu tak pernah hentinya berkat-kata yang bertutur tentang apa saja yang ada dihati mu. Suasana yang awalnya hening di ruangan ini berubah menjadi riuh oleh suara mu yang tak hentinya berbicara seakan-akan hanya engkau saja yang mampu berbicara dan hanya engkau saja yang bisa berkata-kata.

PintuGema ruang ini terisi oleh sahutan suara mu yang begitu kental terdengar jelas seakan-akan berlomba menguraikan kata, yang tak ingin ada suara lain selain suara mu. Belum lagi gaya bahasa tubuh mu yang menguatkan kisah yang sedang kaubagi.

Dengan rambut terikat, berkacamata dengan frame zaman dahulu berwarna hitam dan gagang yang besar ditambah dengan rok layaknya sebuah rok seorang ibu-ibu bukan seperti anak kuliahan berumur sekitar 20 tahun. Sebut saja wanita itu Resty, yang saat ini masih saja berada di pintu masuk ruangan Lab Komputer pada mata kuliah praktek SIM (Sistem Informasi Manajemen) seingat ku menggunakan SPSS. Resty begitu bingung dengan praktek kali ini karena dia memang kurang suka dalam hal praktek di Lab dia lebih suka pada teori di kelas, yang sebenarnya bukan dia saja hampir semua mahasiswa satu kelasnya termasuk aku juga bingung tentang program yang baru kali ini diberikan.

Hampir semua mahasiswa telah duduk di depan komputer masing-masing sambil membolak balikkan buku panduan singkat tentang materi SPSS, hanya beberepa orang saja masih berdiri di depan pintu bersama Resty yaitu Kinto, Lili, Joko dan Gunawan serta Henny. Kecuali Resty, yang lain lagi sibuk mengisi buku absen praktek dan mempersiapkan buku panduan yang berupa fotokopi.

Selasa, 08 November 2011

Tak semua ku resapi penuh maksud dan tujuan mu..wahai guru

Setelah aku kembali menginjaki kaki ini di sekolah dasar ku yang dulu, semua kenangan dan bayangan masa lalu, silih berganti menyapa dengan samar-samar mengetuk pintu hati akan apa yang ingin disampaikan oleh para guru ku di masa lalu.
Sudah cukup lama setelah bertahun-tahun meninggalkannya kini aku datang menyusuri tiap keping kenangan yang ada. Rasa benci, kesal, senang, bahagia mengalir begitu saja bagaikan sebuah kepingan puzzle yang tersusun namun tetap samar tuk tampak jelas dan pasti.
Berbagai kisah dan kejadian yang telah terjadi baru benar kini kusadari maksud dan tujuan hingga kuakui bahwa guru bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik baik intelejensi, akhlak dan moral.
Memang beda gaya sistem sekolah saat ini dengan saat dulu aku masih sekolah di sekolah dasar. Dulu aku sering merasa terlalu kerasnya pendidikan di sekolah hingga aku merasa tak sanggup untuk terus bersekolah, namun keceriaan dan suasana bermain di masa SD sungguh membuat ku tuk kembali datang ke sekolah.
Aku masih ingat salah satu kejadian saat itu bertahun silam lamanya. Disaat aku menghapal bacaan shalat beserta artinya  namun ternyata aku tidak hapal dan diharuskan dihukum, hukumannya berupa berdiri di depan kelas dekat dinding papan tulis disamping aku berdiri duduk seorang guru yang mengajarkan agama sambil mengangkat kaki satu aku diharuskan menghapalkan lagi semua bacaan shalat beserta artinya. Berdirilah aku bersama teman yang lain di depan kelas, suatu saat waktu yang sama guru tersebut harus keluar sebentar entah lupa juga akunya untuk keperluan apa.

Kamis, 03 November 2011

Kunjungan pertama setelah bertahun meninggalkannya

Pagi itu aku sedang asyik di depan layar monitor pada PC yang ada. Terlintas sebuah ide untuk melihat-lihat atau mengunjungi kembali sekolah dasar ku waktu kecil yaitu Sekolah Dasar Swasta Mujahidin Pontianak.
Bendera Merah Putih SD Mujahidin PTKDengan cepat aku mengambil kamera pocket ku dan camcoder disamping meja komputer ku lalu memasukkan kedalam tas serta tak lupa sebuah buku kecil untuk mencatat apa yang mungkin diperlukan. Setelah semua masuk kedalam tas dan tas pun telah berada dipundak ini segera dihidupkan sepeda motor ku ke sekolah tersebut.

Jarak tempat tinggal ku dengan sekolah SD ku ini tidak lah jauh cukup memakan waktu 10 menit menggunakan motor, namun disebabkan pada saat ini langit lebih banyak menangis maka banjir memperlambat waktu yang harus kutempuh yaitu 20 menit.
Saat aku terjebak banjir aku sms seorang teman bernama irham yang lagi mengajar komputer di SMU Mujahidin. Mujahidin adalah sebuah yayasan dimana sekolah tersebut ada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Lapangan dekat TK Mujahidin PTKSesampainya disana di tempat parkir dan telah ku simpan motor ku di tempat yang aman dan rapi, berjalanlah aku masuk ke pintu masuk gedung sekolah tersebut. Begitu banyak perubahan yang terjadi, maklumlah terakhir aku melihat gedung sekolah ya ketika aku lulus dan tamat  dari SD Mujahidin Pontianak yaitu tahun 1994. Sambil heran dan bingung melihat kondisi yang ada, ku langkahkan kaki ini menuju lapangan yang dulunya biasa kami melakukan upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari yang mengharuskan upacara serta yang setiap paginya sebelum masuk kelas kami harus melakukan aktivitas senam pagi.
Aku hanya bisa diam berdiri dilapangan sambil melihat-lihat keadaan sekeliling dan mengenang kenangan masa lalu yang ada di saat dulu aku berada dilapangan ini dengan pakaian Putih Merah atau pakaian Pramuka. Di lapangan ini juga dulu aku berolah raga dan latihan sepak takraw dan bulutangkis atau bola voli, bersama sahabat Rudy Paul yang ku dengar-dengar telah tiada dari teman satu angkatan sekolah saat reuni.
Perpustakaan SD Mujahidin PTKDan situ di lapangan ini dulu aku dan teman lainnya kala jam istirahat atau pulang sekolah untuk bersenang-senang. Dan di tempat ini pula seingatku aku sering dijemur saat aku tidak mengerjakan PR atau hukuman yang kudapat saat tidak memakai topi atau dasi saat upacara bendera di hari senin. 
Cukup lama aku berdiri di lapangan itu sebelum kulanjutkan langkah kaki ini ke arah dulunya kantin yang sekarang berubah jadi sebuah ruangan untuk SMA. Sambil mata ini terus mengamati tiap mili dan jejak kenangan yang ada mengitari seluruh area gedung sekolah.