Sabtu, 19 Maret 2011

Kenangan, kenyataan dan misteri

Aku yang dulu melihat semua itu indah saat aku tumbuh besar nantinya ternyata jalan yang kulewati tak seindah diangan dan harapan secara kasat mata, jalan ini penuh liku, luka dan derai tangis. Sempat luluh dan bangga hati ini tuk arungi kehidupan yang demikian tragis dan menghibur mengundang decak kagum membawa rasa didada bergejolak dengan tingkah polahnya.
Lelaki kecil yang beranjak remaja lalu menapak dewasa hingga tua akhirnya mata ini tak mampu terbuka sama sekali, tinggal raga mengendap di pusaran ibu pertiwi saat jiwa ini menuju jauh diatas mega pelangi senja. Aku sebagai lelaki kecil melihat dunia ini indah dan menyenangkan seolah-olah....
berlari tanpa henti, melompat sejauh tinggi menggapai nirwana, terjun kedalam palung di luas beningnya air. Semua terasa tanpa beban dan berat kujalani hingga ku beranjak remaja yang merupakan fase hidup seorang manusia dalam kehidupannya.
Di fase remaja kuanggap aku lah yang paling benar dan paling baik serta bagus diantara yang lainnya, tapi masih tertinggal kelakuan sebagai lelaki kecil. Mencoba segala hal agar lebih dikenal oleh orang-orang sekitar ku yang tanpa disadari membawa lelikuan hidup. Kesenangan saja yang kuinginkan dengan menampik kesulitan yang melilit, sebuah ego diri yang tak terkendali. 
Disaat ini aku mulai berusaha menginjak fase dewasa namun baru satu kaki saja ku bisa menempatkannya di fase ini, sebuah fase kehidupan yang sedang kujalani dan merupakan kenyataan yang kujalani kala ini bekas-bekas fase sebelumnya masih bersemanyam diri dan tak bisa lepas serta tahu kapannya lepas. Semua itu membawa warna dan aroma tersendiri yang menggiring kearah sebuah pilihan jalan kehidupan sekarang ini, dan membawa sebuah pengalaman dalam mengarunginya.
Dikehidupan yang saat ini begitu banyak cobaan dan kesalahan dalam arunginya disatu sisi namun keberhasilan dan kebanggaan disisi lainnya, kuingin memperbaiki kesalahan itu dan melewati cobaan ini. Ku tak ingin di hari tua ku dan saat jiwa dan raga ini berpisah hanya meninggalkan kesalahan dan derai tangis, kuingin menikmatidi ujung usia ku dengan kebahagiaan dan suka cita.
Walau pun ku tahu dahulu adalah kenangan, sekarang adalah kenyataan dan esok adalah misteri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar