Jumat, 23 Desember 2011

Setangkup rindu dalam roti

taman bunga Sekuntum rindu buat mu kini telah menjelma menjadi taman bunga yang hiasi gersangnya tanah lapang ini, kau tanam, siram dan pupuk benih cinta yang ada. Hingga samar tercipta sebentuk cinta menjemput impian, butiran air yang ada dari langit menambah subur nan indah warna warni taman bunga ini.

Namun selalu pasti ada ilalang yang tumbuh disekitarnya, dengan cinta kasih yang menyatu mampu membumi hanguskan dan mematikan ilalang yang mengganggu. Setangkup rindu telah ku buat bagaikan setangkup roti yang biasa kau makan yang kuberikan tanpa ada yang terlupakan, agar tahu rasa roti buatan ku yang ku buat dari gandum. Gandum yang kuambil dari ladang yang terhampar di samping taman bunga itu, yang mungkin saja rasanya tidak seperti orang yang mahir dalam membuat roti.

rotiRoti yang dulu biasa kau makan walau pun rasanya hambar dan seadanya namun selalu kau makan, kini roti yang sama dengan sedikit tambahan strawbery yang tak seberapanya kau hempaskan ke tanah. Dan dari mata mu keluar air yang menyesakkan dada, meremukkan jiwa ini menerbangkan akal pikiran ku semakin jauh ke mega-mega biru disana.

ladangLadang dan taman bunga ku yang masih belum tumbuh semuanya kini terasa gersang dan serasa mati melihatmu, memandangmu dan menatapmu penuh dengan berjuta aroma.

Semua layu dan kering saat itu terjadi tiada lagi bunga yang bermekaran, tidak ada lagi pula gandum yang bisa kutuai menjadi sebuah roti. Semoga saja semua terurai kembali agar taman bunga bermekaran lagi dan ladang itu bisa menghasilkan gandum yang nikmat rasanya untuk ku jadikan setangkup roti.

2 komentar:

  1. Mari jaga alam kita. :)

    *nyambung gak sih komentar saya?*

    BalasHapus
  2. nyambung koq karena tulisan saya terselip tentang jaga alam....yang sebenarnya inti saya ingin katakan jagalah apa yang kita miliki walau tak seberapa dan seindah milik orang lain namun syukurilah pemberian dari Yang Maha Esa pada kita,
    karena mungkin itulah yang terbaik bagi kita

    BalasHapus