Sabtu, 30 Oktober 2010

Udara Malam

Di mana saat raga seharusnya terlelap
Ku masih terjaga dan memandang langit hitam
Terlukis disana luka hasil goresan pena hati
Luka yang telah ku serahkan pada langit tinggi
Namun di bumi kaki ku berpijak ku goreskan sebuah luka lagi
Semburat yang telah berubah noda tinta
Noda yang sulit terhapus malah semakin menjadi
Namun pada malam lewat udara yang berhembus
Ku menadahkan tangan hina ini
Ku serahkan jiwa dan raga lemah ini pada Mu ya Allah
Atas kerapuhan jiwa semoga ku tak terjatuh lagi

Menunggu mu tak bisa ku bayangkan
Segala rasa terbuai oleh likuan hati
Sehari seminggu sebulan setahun lamanya
Berapa pun yang kau pinta pasti tak terbantahkan
Bila ku bukan lelaki yang pantas
Beri isyarat nyata bukan jalan panjang tak berujung
Ku lemah dan terkulai di sudut ruang gelap
Namun kan ku tegarkan hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar