Kamis, 26 Januari 2012

Sulit bukan berarti tidak bisa

Ia datang kembali, aku pun tak siap untuk untuk semuanya…karena bukan hanya dia yang datang

Namun mereka semua datang silih berganti tanpa bisa kupilah dan kuharus berbuat apa hanya memandangnya tanpa henti. Dalam pikiran ini penuh dengan berbagai macam pemikiran namun saking banyaknya seperti benang yang kusut sulit tuk menguraikannya.

“Kapankah semua ini berakhir dan senyuman ini murni dari hati” ujar ku kepada hati ini

“Harus berbuat apa kah aku ini, memilih antara hal pribadi dan kerja ku selama ini.Mana yang harus kuutamakan..?” sambil menghela napas panjang

“Seharusnya kah aku pergi meninggalkan kerja ini dan mengambil kerja yang lain itu” menutup kelopak mata ku mencoba menembus alam pikiran sadar ku

Di kursi tua ini ku duduk berbicara pada hati kecil dan bergegas beranjak menuju pintu menuju teras rumah mungil itu, dimana kulihat melalui kaca jendela yang ada kumelihat banyak lelaki dan wanita baruh baya yang dengan senyumannya merajut dan memaku kursi dari kayu seadanya.

Kain hasil rajutan yang tidak begitu semenarik dengan hasil yang dibuat oleh orang yang lebih muda yang masih mempunyai tenaga kuat, dan kursi yang enak duduki dan kuat seperti yang banyak dijual.

Namun bisa kulihat senyuman dan raut wajah yang indah merona, memancarkan sebentuk keindahan dan ketenangan di hati saat ku melihat mereka bersama-sama yang mungkin sekedar untuk bisa lewati sisa hidup yang ada.

Dapatkah aku meraih senyuman dan raut wajah yang indah merona di diri ini, hingga bisa melewati jalannya waktu di kehidupan yang ada ini tanpa sedih, kecewa dan luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar