Selasa, 08 November 2011

Tak semua ku resapi penuh maksud dan tujuan mu..wahai guru

Setelah aku kembali menginjaki kaki ini di sekolah dasar ku yang dulu, semua kenangan dan bayangan masa lalu, silih berganti menyapa dengan samar-samar mengetuk pintu hati akan apa yang ingin disampaikan oleh para guru ku di masa lalu.
Sudah cukup lama setelah bertahun-tahun meninggalkannya kini aku datang menyusuri tiap keping kenangan yang ada. Rasa benci, kesal, senang, bahagia mengalir begitu saja bagaikan sebuah kepingan puzzle yang tersusun namun tetap samar tuk tampak jelas dan pasti.
Berbagai kisah dan kejadian yang telah terjadi baru benar kini kusadari maksud dan tujuan hingga kuakui bahwa guru bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik baik intelejensi, akhlak dan moral.
Memang beda gaya sistem sekolah saat ini dengan saat dulu aku masih sekolah di sekolah dasar. Dulu aku sering merasa terlalu kerasnya pendidikan di sekolah hingga aku merasa tak sanggup untuk terus bersekolah, namun keceriaan dan suasana bermain di masa SD sungguh membuat ku tuk kembali datang ke sekolah.
Aku masih ingat salah satu kejadian saat itu bertahun silam lamanya. Disaat aku menghapal bacaan shalat beserta artinya  namun ternyata aku tidak hapal dan diharuskan dihukum, hukumannya berupa berdiri di depan kelas dekat dinding papan tulis disamping aku berdiri duduk seorang guru yang mengajarkan agama sambil mengangkat kaki satu aku diharuskan menghapalkan lagi semua bacaan shalat beserta artinya. Berdirilah aku bersama teman yang lain di depan kelas, suatu saat waktu yang sama guru tersebut harus keluar sebentar entah lupa juga akunya untuk keperluan apa.


Bukannya kami lanjut menghapalkan namun kami bermain-main dan tanpa sadar guru agama tersebut masuk kembali ke ruang kelas. Mungkin karena kesal karena kami bukannya menghapalkan apa yang disuruh malah bermain, akhirnya kami semua mendapatkan sebuah tamparan. Ketakutan dan sedih serta ketegangan terasa oleh ku seketika itu juga.
Namun sekarang baru kusadari, seandainya saja tiada kejadian seperti itu yang membuat aku harus menghapal bacaan shalat beserta isinya mungkin kini aku tidak tahu maksud apa yang ku baca dan manfaatnya.
Mungkin bila dilihat begitu saja itu sebuah kekerasan seorang guru terhadap muridnya, namun kini sungguh ku mengerti maksdunya. Itu bukan lah sebuah kekerasan melainkan sebuah tanggung jawab seorang guru dalam mendidik muridnya agar nantinya aku lebih baik dalam meniti hidup ini, karena agama sangat penting bagi siapa pun. Tidak memandang dari mana agamanya dan asal agamanya, karena agama menurut ku dasar semua pelajaran yang ada tanpa adanya diskriminasi.
Sekarang semua yang terjadi di sekolah itu menjadi sebuah kenangan yang sangat berarti, di sekolah itu ku mulai belajar dunia nyata dengan segala kejadiannya. Hanya bisa kukatakan saat ini semua kau terjadi selama  sekolah adalah baik dan mendidik, terima kasih atas semua yang kau berikan Pahlawan Tanpa Jasa. Tanpa mu aku tiada artinya dan tak ada apa-apanya, dulu Tak semua ku resapi penuh maksud dan tujuan mu..wahai guru. Kini baru kusadari walau terlambat, resapi makna yang ada terima kasih atas jasa mu yang sangat sulit bagi ku tuk membalasnya.
Hanya kuhaturkan doa kepada Allah SWT agar kalian semua para guru ku dalam lindungan-Nya dan Allah SWT lah yang bisa membalas jasa-jasa mu, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar